Jumat, 13 April 2012

Pencaharian arti kehidupan dalam film good will hunting

Kasus :

Kasus yang saya ambil terdapat dalam film good will hunting. Dalam cerita tersebut, bercerita bahwa., ada seorang pria yang bernama will. Dia tidak pernah menyadari bahwa dirinya termasuk orang yang jenius. Dikarenakan saat dia kecil orang tuaya meninggal. Seingga will tidak bias mengenyam pendidikan formal dan pengaruh dari lingkungan yang terlalu keras, menjadikan will tumbuh sebagai anak yang agresif dan will hanya berprofesi sebagai pekerja bangunan.

Untuk mengisi waktu luang will sering berkunjung di sebuah Universitas Harvard will dan berpura-pura menjad salah satu mahasiswa disana yang mempunyai kepintaran yang luar biasa dibanding dengan seluruh anak di fakultas tersebut. Suatu ketika, ketika will sedang mengerjakan soal di salah satu papan tulis yang berada di lorong kampus. Tiba-tiba salah satu professor yang bergerak di bidang matematika. Karena talenta tersebut seorang professor ingin menciptakan masa depan yang baik untuknya sehingga menyerahkan Will kepada psikolog Sean (Robin Williams) untuk memperbaiki hidupnya. Will adalah seorang yang jenius tetapi tetaplah anak yang keras karena hidup di lingkungan yang keras. Kepada Seanlah, Will mampu terbuka dan belajar arti kehidupan.

Dari kasus di atas dapat di kaitkan dengan eksistensial - humanistik dan teori Person- Centered Therapy yang lebih berfokus secara eksplesit pada kecenderungan aktualisasi sebagai kekuatan motivasi dasar yang mengarah pada perubahan klie.

Pendekatan yang dilakukan :

1. Pada tahun – tahun awal pendekataan, klien terapis bertanggung jawab. Gaya terapi nondirective dikaitan dengan peningkatan pemahaman diri yang lebih besar ekplorasi dan peningkatan konsep diri.

2. Kemudian pergeseran dari klarifikasi perasaan untuk focus pada frame klien acuan dikembangkan. Banyak hipotesis Rogers dikonfirmasi, dan ada bukti unyuk nilai hubungan terapeutik, dan sumber daya klien sebagai inti dari terapi sukses.

Sebagai orang yang berpusat pada terapi dikembangkan lebih lanjut, penelitian berpusat pada kondisi inti dianggap perlu dan cukup baik untuk terapi sukses. Sikap pemahaman terapis empati dunia klien dan kemampuan untuk berkomunikasi sikap tidak menghakimi ke klien ditemukan menjadi dasar untuk hasil terapi sukses.

1 komentar: