A. Definisi
Kekuasaan
Kekuasaan didasarkan pada posisi
seseorang individu dalam subuah organisasi. Kekuasaan dapat berasal dari
kemampuan untuk memaksaatau memveri imbalan, atau dari wewenang yang diperoleh.
Menurut Robbins (2008) Kekuasaan (power) mengacu pada mengacu pada
kemampuan yang dimiliki A untuk mempengaruhi prilaku B sehingga B bertindak
sesuai keinginan A. definisi mengimplikasikan sebuah potensi yang tidak perlu
diaktualisasikan agar efektif dan subuah hubungan ketergantungan.
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang
atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya seseorang atau
kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan
keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu (Budiardjo,1972).
B)
Sumber – sumber kekuasan dibagi menjadi
dua yaitu :
1) kekuasaan
formal
Kekuasaan
formal didasarkan pada posisi seseorang individu dalam subuah organisasi. Kekuasaan
formal dapat berasal dari kemampuan untuk memaksaatau memveri imbalan, atau
dari wewenang formal.
a) Kekuasaan
koersif (coercive power) adalah rasa
takut. Seseorang memberikan reaksinya terhadap kekuasaan ini karena rasa takut
terhadap akibat – akibat negative yang mungkin terjadi jika tidak patuh. Kekuasaan
koersif mengandalkan aplikasi, atau ancaman aplikasi, sanksi fisik yang
menimbulkan rasa sakit, menimbulkan rasa sakit, menimbulkan rasa frustasi
melalui pembatasan gerak, atau pengendalian paksa terhadap kebutuhan dasar
fisiologis atau keamanan.
b) Kebalikan
kekuasaan koersif adalah kekuasaan imbalan (reward
power). Orang memenuhi keinginan atau arahan orang lain karena dengan
berbuat demikian ia akan mendapatkan manfaat positif, karena seseorang yang
dapat membagikan imbalan atau penghargaan yang dapat dipandang orang lain
bernilai akan memiliki kekuasaan atas orang lain itu. Imbalan bersifat
finalsial seperti pengendalian tingkat upah, kenaikan upah, dan bonus atau non
finasial termasuk pengakuan, promosi, penugasaan kerja yang menarik, kolega
yang ramah dan wilayah kerja atau wilayah penjualan yang disukai.
c) Kekuasaan
legitimasi akses yang paling mudah pada satu atau ebih landasan kekuasaan
adalah posisi struktual seseorang. Kekuasaan legitimasi (legimate power). Kekuasaan yang melambangkan kewenangan formal
untuk mengendalikan dan memanfaatkan sumber – sumber daya organisasi. Secara spesifik,
kekuasaan ini mencakup penerimaaan wewenang suatu jabatan oleh anggota – anggota
dalam sebuah organisasi.
2) Kekuasaan
pribadi
a) Kekuasaan
karena keahlian (expert power) adalah pengaruh yang dipeoleh keahlian,
ketrampilan khusus atau pengetahuan. Keahlian sumber pengaruh yang palin kuat
katena semakin berorientasi pada teknologi. Pekerjaan terpsesialisasi menjadi
semakin bergantung pada para ahli untuk mencapai tujuan.
b) Kekuasaan
rujukan (referent power) didasarkan identifikasi terhadap seseorang yang
memiliki sumber atau sifat – sifat personal yang menyenangkan.
C) Tipe – tipe kekuasaan
Menurut Galtung (2008) kekuasaan adalah Daya yang
berasal dari sesuatu yang satu, kekuasaan berasal dari sesuatu yang dimiliki
seseorang, dan kekuasaan yang berasal dari posisi dari struktur.
Dari pengertian Galtung membedakan tiga
tipe kekuasaan yaitu :
1) Kekuasaan
yang diperoleh karena pembawaan sejak lahir yang berhubungan dengan dimensi “ada”
(being power)
2) Kekuasaan
yang diperoleh karena “memiliki” sumber – sumber kemakmuran (having power)
3) Kekuasaan
yang diperoleh karena “kedudukannya” dalam suatu struktur (structure power)
Menurut Galtung perbedaan antara dimensi
“ada dan “memiliki” tidak tajam sehingga Galtung menggambungkan keduanya dalam
apa yang disebut “kekuasaan sumber” (resource power) atau kekuasaan yang
diperoleh karena perbedaan dalam segi “ada” dan “memiliki” (difference power)
kekuasaan sumber termasuk dalam perpektif orientasi perilaku. Kekuasaan sumber
termasuk kedalam perspektif orientasi perilaku. Sedangkan jenis kekuasaan
ketiga disebut kekuasaan struktual karena didekati dari orientasi struktur,
yang disebut kekuasaan yang berasal dari relasi (relation power)
Sebagai contoh, suatu bangsa adalah kaya
akan sumber – sumber alam, dan memiliki banyak senjata, serta terletak di pusat
struktur perdagangan dunia. Jelas bangsa ini mempunyai sumber kekuasaan yang
besar sekaligus kekuasaan struktur yang besar pula karena ia berada dipusat
relasi bilateral dan multilateral. Dengan demikian, bangsa ini semakin
mempunyai banyak informasi dan dapat menjual pada bangsa – bangsa lain.
Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan
banyaknya dan besarnya kekuasaan penjumlahan sumber kekuasaan utama dan sumber
kekuasaan pelengkap. Untuk mengukur jumlah kekuasaan yang besifat materil
seperti kekuasaan fisik, sarana kekuasaan berupa kekayaan, keahlian dan masa
yang terorganisasi mungkin tidak terlalu sulit. Namun jumlah kekuasaan yang
bersifat nonmaterial seperti kekuasaan noormatif dan popularitas pribadi
mungkin sulit diukur tetapi dapat dirasakan.
Sumber
:
Robbins.
S. & Judge. T. (2008) prilaku organisasi. Jakarta : salemba empat
Anshoriy.
N. (2008) Dekontruksi kekuasaan. Yogyakarta
: PT LKiS pelangi aksara Yogyakarta
Budiardjo,
M. (1972) Dasar – dasar ilmu politik. Jakarta : PT gramedia pustaka utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar