Anggota kelompok :
Achmad Nursidik : 13509020
Armono : 13509517
Imas Amalia : 15509505
Siti Utami : 13509449
TUGAS KE 1
KEKUASAAN
A. Definisi
Kekuasaan
Kekuasaan berkaitan erat dengan pengaruh (influence), yaitu tindakan atau contoh
tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau
kelompok (organisasi).
Menurut Robbins (2008), kekuasaan (power) mengacu pada kemampuan yang
dimiliki A untuk mempengaruhi prilaku B, sehingga B bertindak sesuai keinginan
A. Definisi tersebut
mengimplikasikan
bahwa sebuah potensi yang tidak perlu diaktualisasikan
agar efektif (potensi B)
dan sebuah hubungan ketergantungan (A→B, B→A).
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang
atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya seseorang atau kelompok
lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan
dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu (Budiardjo,1972).
Menurut Galtung (dalam Anshory, 2008) kekuasaan
adalah daya yang berasal dari sesuatu yang satu, sesuatu yang dimiliki oleh seorang individu,
dan juga dari posisi dalam suatu struktur.
Berdasarkan
beberapa teori kekuasaan di atas, dapat
disimpulkan bahwa kekuasaan merupakan kemampuan untuk menggunakan pengaruh yang
dimilki kepada orang lain, baik secara individu maupun kelompok. Artinya
kemampuan untuk mengubah keputusan atau sikap maupun tingkah laku individu
ataupun kelompok, yang diarahkan untuk mengarah pada kejadian atau tujuan yang
diharapkan terjadi sesuai dengan keinginan orang yang berkuasa atau keinginan
bersama (kelompok).
B. Bentuk-bentuk kekuasaan
Secara umum
kekuasaan terdiri dari 2 bentuk, antara lain :
1.
Kekuasaan posisi
formal
Merupakan kekuasaan yang di peroleh melalui posisi yang dimiliki dalam
organisasi. Kekuasaan ini didasarkan pada posisi seorang individu
dalam organisasi. Kekuasaan ini
dapat berasal dapat berupa perilaku
memaksa dan memberi imbalan berdasarkan wewenang formal yang dimiliki oleh seorang individu dalam organisasi
sesuai dengan posisi, kedudukan atau pangkat individu tersebut dalam organisasi
dimana individu tersebut berada. Kekuasaan merupakan fakta penting dari kehidupan
organisasi. Misal, manajer tidak hanya harus menerima dan memahami kekuasaan
yang ia miliki sebagai bagian dari pekerjaan, tetapi juga harus belajar
bagaiman cara menggunakan kekuasaan yang ia miliki dengan benar dan tanpa
menyalahgunakannya demi tercapainya sasaran pribadi dan organisasi.
2.
Kekuasaan pribadi
Yaitu
kekuasaan yang bersumber dari dalam diri seorang individu dan mendapatkan
apresiasi yang besar dari orang lain. Apreisasi itu dapat berupa perilaku mengagumi, perilaku hormat serta perasaan
keterikatan, baik secara emosi maupun struktural (dalam organisasi). Apresiasi
terhadap kekuasaan pribadi diberikan oleh individu yang dapat dipengaruhi oleh
kekuasaan pirbadi tersebut. Individu yang dapat dipengaruhi oleh kekuasaan
pribadi tersebut merupakan pengikut si pemilik kekuasaan pribadi, baik pengikut
dalam konteks emosi maupun struktural (dalam organisasi).
C. Macam-macam kekuasan berdasarkan sumber
kekuasaan.
Menurut
John B & B. Raven (dalam Noviyanto), berdasarkan sumbernya, kekuasaan
terbagi atas 5, antara lain :
1. Coercive Power
(kekuasaan memaksa)
Coercive
Power diakui
dengan adanya adalah rasa takut oleh orang lain. Seseorang
memberikan reaksinya terhadap kekuasaan ini karena rasa takut terhadap akibat-akibat negative yang mungkin
terjadi jika tidak patuh. Dalam
pengaplikasian Coercive
Power pemegang
kekuasaan dapat mengandalkan ancaman, sanksi fisik (hukuman) yang menimbulkan rasa
sakit dan rasa frustasi melalui
pembatasan gerak, atau pengendalian paksa terhadap kebutuhan dasar fisiologis atau keamanan bagi pihak pembangkang kekuasaan atau tidak melaksanakan
perintah si pemilik Coercive
Power dengan baik
atau benar.
2. Reward Power
(Kekuasaan Imbalan atau Menghargai)
Reward
Power merupakan
kekuasaan kebalikan dari Coercive
Power, adalah kekuasaan yang
didasarkan pada kemampuan seorang dalam memberi penghargaan pada orang lain
yang dipengaruhi untuk melakukan perintah individu tersebut sebagai seorang
pemberi pengaruh atau pemilik kekuasaan.
Imbalan atau bentuk menghargai dapat berupa atau
bersifat finalsial
seperti pengendalian tingkat upah, kenaikan upah, dan bonus. Atau bersifat non-finasial,
berupa pengakuan, promosi,
penugasaan kerja yang menarik, kolega yang ramah dan wilayah kerja atau wilayah
penjualan yang disukai.
3. Legitimate Power (Kekuasaan sah)
Legitimate Power merupakan kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan
hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan pihak yang dipengaruhi bahwa si
pemberi pengaruh benar-benar berhak untuk menggunakan kekuatan pengaruh yang
dimiliki sampai batas waktu yang sudah ditentukan maupun belum. Landasan Legitimate Power adalah posisi struktural individu dalam organisasi
tempatnya berada, landasan kekuasaan ini isa lebih dari satu landasan. Legitimate Power melambangkan
kewenangan formal untuk mengendalikan dan memanfaatkan sumber-sumber daya organisasi.
Secara spesifik, kekuasaan ini mencakup penerimaaan wewenang suatu jabatan oleh
semua anggota dalam sebuah
organisasi.
4.
Expert
Power (kekuasaan ahli)
Expert
Power adalah kekuasaan atau pengaruh yang diperoleh atau dimiliki
karena keahlian, ketrampilan khusus atau pengetahuan yang dimiliki. Expert
Power didasarkan
pada persepsi atau keyakinan bahwa si pemberi pengaruh memiliki keahlian yang
relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang yang
dipengaruhi. Pada Expert Power, keahlian atau pengetahuan merupakan sumber pengaruh yang paling
kuat karena semakin terspesialisasi suatu pekerjaan, membuat individu-individu yang terkait dengan pekerjaan
tersebut dan tidak memiliki keahlian atau pengetahuan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik, maka
semakin besar ketergantungan
kepada para ahli untuk pencapaian tujuan pekerjaan tersebut.
5.
Referent
Power (kekuasaan
rujukan)
Referent Power bisa
dimiliki oleh individu atau kelompok orang yang didasarkan atas identifikasi pihak yang menerima pengaruh
terhadap si pemberi pengaruh yang dianggap mampu atau pantas
menjadi contoh atau panutan karena memiliki sumber
atau sifat-sifat
personal yang menyenangkan (kharisma,
keberanian, simpatik, dan lain-lain).
Pada sumber lain disebutkan bila John B & B. Raven
memiliki 6 macam kekuasaan berdasarkan sumber, dan ini 1 macam kekuasaan yang
belum disebutkan di atas, yaitu :
Ø Control of
informations power (kekuasaan
pengendalian informasi)
Merupakan
kekuasaan dalam bentuk pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan bagi
individu yang tidak memiliki informasi yang dimuliki oleh si pemiliki kekuasaan
pengendalian informasi.
D. Tipe-tipe Kekuasaan
Tiga
tipe kekuasaan menurut Galtung (dalam
Anshory, 2008) :
1.
Being
Power (kekuasaan
ada)
Kekuasaan yang
diperoleh karena pembawaan sejak lahir yang berhubungan dengan dimensi “ada”.
2.
Having
Power (kekuasaan
memiliki)
Kekuasaan yang
diperoleh karena “memiliki” sumber-sumber
kemakmuran.
3.
Resource
Power (kekuasaan
sumber)
Kekuasaan
ini diperoleh atas penggabungan antara dimensi “ada” dan “memiliki”, alasan
dari penggabungan tersebut karena adanya perbedaan kekuasaan (difference power) dalam segi “ada” dan “memiliki” kekuasaan sumber yang
termasuk dalam perspektif orientasi perilaku.
4.
Structure
Power (kekuasaan
struktural)
Kekuasaan yang
diperoleh karena “kedudukannya” dalam suatu struktur organisasi. Kekuasaan struktural berasal dari kekuasaan
relasi
(relation power), karena orientasi kekuasaan ini yang berdasarkan pada
struktural.
Sebagai contoh, suatu bangsa yang kaya akan sumber-sumber alam, dan
memiliki banyak senjata, serta terletak di pusat struktur perdagangan dunia (posisi geografis yang strategis).
Modal tersebut membuat
bangsa tersebut memiliki sumber kekuasaan yang besar serta kekuasaan struktur
yang besar pula,
karena ia berada dipusat relasi bilateral
dan multilateral. Dengan demikian,
bangsa tersebut semakin memiliki banyak informasi dan sumber kekayaan fisik yang dapat
dijual kepada bangsa lainnya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa banyaknya dan besarnya
kekuasaan merupakan
penjumlahan dari
sumber kekuasaan utama dan sumber kekuasaan pelengkap. Untuk mengukur jumlah
kekuasaan yang besifat materil seperti kekuasaan fisik, sarana kekuasaan berupa
kekayaan, keahlian dan masa yang terorganisasi mungkin tidak terlalu sulit.
Namun jumlah kekuasaan yang bersifat nonmaterial seperti kekuasaan normatif dan
popularitas pribadi mungkin sulit diukur tetapi dapat dirasakan.
E. Cara menggunakan kekuasaan dengan baik
Penggunaan kekuasaan selalu menimbulkan persepsi dari
pihak penerima pengaruh kekuasaan, baik persepsi atau pandangan terhadap
kekuasaan dengan wajah positif maupun dengan wajah negatif.
Pandangan atau persepsi
terhadap kekuasaan dengan wajah positif yang paling baik dicirikan dengan
perhatian yang baik pemilik kekuasaan terhadap struktur kelompok. Misal :
seorang manajer akan mendorong staff-nya
untuk mengambangkan kekuatan dan kompetensi yang diperlukan untuk sukses
sebagai individu dan sebagai anggota dari organisasi.
Pandangan atau persepsi terhadap kekuasaan dengan wajah negatif mengartikan
bahwa kekuasaan yang ada sebagai kekuasaan yang menganggap orang yang dikuasai
sebagai sesuatu yang tidak lebih dari pion yang ada hanya untuk digunakan atau
dimanfaatkan, serta dikorbankan bila itu memang diperlukan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan oleh si pemilik kekuasaan. Pandangan ini dapat menyebabkan
kegagalan bagi pemilik kekuasaan, karena individu yang dijadikan pion cenderung
akan menentang wewenang atau menerima perintah dengan sangat pasif. Apapun yang
terjadi sebagai dampak dari pandangan terhadap kekuasaan dengan wajah negatif,
nilainya amat terbatas bagi manajer.
1. Karakteristik kunci menangani kekuasaan dengan sukses
menurut John P Kotter (dalam Novianty), antara lain :
a.
Peka terhadap
sumber kekuasaan mereka, menjaga
tindakan tetapi tetap kosisten dengan harapan orang.
b.
Mengakui perbedaan
biaya, resiko dan manfaat dari lima kekuasaan dasar, menggunakan dasar
kekuasaan manapun yang sesuai dengan situasi atau orang tertentu.
c.
Menghargai bahwa
setiap dasar kekuasaan mempunyai keunggulan, mencoba mengembangkan keterampilan dan kredibilitas mereka sehingga
dapat menggunakan metode apa pun yang paling baik.
d.
Mempunyai sasaran
karier yang membuat mereka mengembangkan dan menggunakann kekuasaan, membuat orang merasa tergantung padanya,
dan menggunakan salah satu tipe kekuasaan yang paling mungkin untuk dipakai.
e.
Bertindak secara
dewasa dan mengembangkan kendali diri,
menghindari menonjolkan kekuasaan secara angkuh dan mencoba untuk bertindak
tidak kasar bila tidak diperlukan.
f.
Memahami bahwa
kekuasaan perlu untuk melaksanakan pekerjaan, merasa senang menggunakan kekuasaan untuk mendorong keberhasilan
pelaksanaan tugas organisasi.
2. Arti kunci kekuasaan menurut
R.M. Kanter (dalam Novianty), antara lain :
a.
Aktivitas luar biasa
Yaitu membuat perubahan, menempati suatu posisi atau
berhasil mengambil resiko yang besar akan mendorong kepemilikan kekuasaan.
b.
Visibilitas
Yaitu menjadi dikenal atau memperoleh kesempatan diperkenalkan
dengan pemegang kekuasaan akan mendorong kesuksesan menggunakan kekuasaan yang
dimiliki.
c.
Relevansi
Yaitu memiliki kekuasaan yang berhasil berarti mampu
meyelesaikan masalah organisasi yang otentik atau akurat.
d.
Sponsor
Yaitu mempunyai sponsor atau mentor (seseorang yang memberi
nasehat mengenai cara agar berhasil dalam organisasi) dapat menjadi sumber
kekuasan informal, terutama bila sponsor memiliki kekuasaan yang cukup besar
Sumber Referensi :
Anshory, N. (2008). Dekonstruksi Kekuasaan.
Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta.
Budiarjo, M. (1972). Dasar-dasar Ilmu Politik.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Noviyanto. (t.thn.). Materi Manajemen dan Sistem
Informasi Manajemen, Pertemuan ke-2. Universitas Gunadarma.
Robbins, S., & Judge, T. (2008). Perilaku
Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar