Serangan DoS
  Serangan DoS (bahasa Inggris: denial-of-service attacks') adalah jenis serangan terhadap sebuah komputer atau server di dalam jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber (resource) yang dimiliki oleh komputer tersebut sampai komputer tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar sehingga secara tidak langsung mencegah pengguna lain untuk memperoleh akses layanan dari komputer yang diserang tersebut.
Dalam sebuah serangan Denial of Service, si penyerang akan mencoba untuk mencegah akses seorang pengguna terhadap sistem atau jaringan dengan menggunakan beberapa cara, yakni sebagai berikut:
- Membanjiri lalu lintas      jaringan dengan banyak data sehingga lalu lintas jaringan yang datang dari      pengguna yang terdaftar menjadi tidak dapat masuk ke dalam sistem      jaringan. Teknik ini disebut sebagai traffic flooding.
- Membanjiri jaringan      dengan banyak request terhadap sebuah layanan jaringan yang disedakan oleh      sebuah host sehingga request yang datang dari pengguna terdaftar tidak      dapat dilayani oleh layanan tersebut. Teknik ini disebut sebagai request      flooding.
- Mengganggu komunikasi      antara sebuah host dan kliennya yang terdaftar dengan menggunakan banyak      cara, termasuk dengan mengubah informasi konfigurasi sistem atau bahkan      perusakan fisik terhadap komponen dan server.
Bentuk serangan Denial of Service awal adalah serangan SYN Flooding Attack, yang pertama kali muncul pada tahun 1996 dan mengeksploitasi terhadap kelemahan yang terdapat di dalam protokol Transmission Control Protocol (TCP). Serangan-serangan lainnya akhirnya dikembangkan untuk mengeksploitasi kelemahan yang terdapat di dalam sistem operasi, layanan jaringan atau aplikasi untuk menjadikan sistem, layanan jaringan, atau aplikasi tersebut tidak dapat melayani pengguna, atau bahkan mengalami crash. Beberapa tool yang digunakan untuk melakukan serangan DoS pun banyak dikembangkan setelah itu (bahkan beberapa tool dapat diperoleh secara bebas), termasuk di antaranya Bonk, LAND, Smurf, Snork, WinNuke, dan Teardrop.
Meskipun demikian, serangan terhadap TCP merupakan serangan DoS yang sering dilakukan. Hal ini disebabkan karena jenis serangan lainnya (seperti halnya memenuhi ruangan hard disk dalam sistem, mengunci salah seorang akun pengguna yang valid, atau memodifikasi tabel routing dalam sebuah router) membutuhkan penetrasi jaringan terlebih dahulu, yang kemungkinan penetrasinya kecil, apalagi jika sistem jaringan tersebut telah diperkuat.
Penolakan Layanan secara Terdistribusi (bahasa Inggris: Distributed Denial of Service (DDos)) adalah salah satu jenis serangan Denial of Service yang menggunakan banyak host penyerang (baik itu menggunakan komputer yang didedikasikan untuk melakukan penyerangan atau komputer yang "dipaksa" menjadi zombie) untuk menyerang satu buah host target dalam sebuah jaringan.
Serangan Denial of Service klasik bersifat "satu lawan satu", sehingga dibutuhkan sebuah host yang kuat (baik itu dari kekuatan pemrosesan atau sistem operasinya) demi membanjiri lalu lintas host target sehingga mencegah klien yang valid untuk mengakses layanan jaringan pada server yang dijadikan target serangan. Serangan DDoS ini menggunakan teknik yang lebih canggih dibandingkan dengan serangan Denial of Service yang klasik, yakni dengan meningkatkan serangan beberapa kali dengan menggunakan beberapa buah komputer sekaligus, sehingga dapat mengakibatkan server atau keseluruhan segmen jaringan dapat menjadi "tidak berguna sama sekali" bagi klien.
Serangan DDoS pertama kali muncul pada tahun 1999, tiga tahun setelah serangan Denial of Service yang klasik muncul, dengan menggunakan serangan SYN Flooding, yang mengakibatkan beberapa server web di Internet mengalami "downtime". Pada awal Februari 2000, sebuah serangan yang besar dilakukan sehingga beberapa situs web terkenal seperti Amazon, CNN, eBay, dan Yahoo! mengalami "downtime" selama beberapa jam. Serangan yang lebih baru lagi pernah dilancarkan pada bulan Oktober 2002 ketika 9 dari 13 root DNS Server diserang dengan menggunakan DDoS yang sangat besar yang disebut dengan "Ping Flood". Pada puncak serangan, beberapa server-server tersebut pada tiap detiknya mendapatkan lebih dari 150000 request paket Internet Control Message Protocol (ICMP). Untungnya, karena serangan hanya dilakukan selama setengah jam saja, lalu lintas Internet pun tidak terlalu terpengaruh dengan serangan tersebut (setidaknya tidak semuanya mengalami kerusakan).
Tidak seperti akibatnya yang menjadi suatu kerumitan yang sangat tinggi (bagi para administrator jaringan dan server yang melakukan perbaikan server akibat dari serangan), teori dan praktek untuk melakukan serangan DDoS justru sederhana, yakni sebagai berikut:
- Menjalankan tool      (biasanya berupa program (perangkat lunak) kecil) yang secara otomatis      akan memindai jaringan untuk menemukan host-host yang rentan (vulnerable)      yang terkoneksi ke Internet. Setelah host yang rentan ditemukan, tool      tersebut dapat menginstalasikan salah satu jenis dari Trojan      Horse yang disebut sebagai DDoS Trojan, yang akan      mengakibatkan host tersebut menjadi zombie yang dapat dikontrol      secara jarak jauh (bahasa Inggris:      remote) oleh      sebuah komputer master yang digunakan oleh si penyerang asli untuk      melancarkan serangan. Beberapa tool (software} yang digunakan untuk      melakukan serangan serperti ini adalah TFN, TFN2K, Trinoo, dan      Stacheldraht, yang dapat diunduh (bahasa Inggris: download) secara bebas di Internet.
- Ketika si penyerang      merasa telah mendapatkan jumlah host yang cukup (sebagai zombie) untuk      melakukan penyerangan, penyerang akan menggunakan komputer master untuk      memberikan sinyal penyerangan terhadap jaringan target atau host target.      Serangan ini umumnya dilakukan dengan menggunakan beberapa bentuk SYN Flood      atau skema serangan DoS yang sederhana, tapi karena dilakukan oleh banyak      host zombie, maka jumlah lalu lintas jaringan yang diciptakan oleh mereka      adalah sangat besar, sehingga "memakan habis" semua sumber daya Transmission      Control Protocol yang terdapat di dalam komputer atau jaringan      target dan dapat mengakibatkan host atau jaringan tersebut mengalami      "downtime".
Hampir semua platform komputer dapat dibajak sebagai sebuah zombie untuk melakukan serangan seperti ini. Sistem-sistem populer, semacam Solaris, Linux, Microsoft Windows dan beberapa varian UNIX dapat menjadi zombie, jika memang sistem tersebut atau aplikasi yang berjalan di atasnya memiliki kelemahan yang dieksploitasi oleh penyerang.
Beberapa contoh Serangan DoS lainnya adalah adalah:
- Serangan Buffer Overflow, mengirimkan data      yang melebihi kapasitas sistim, misalnya paket ICMP yang berukuran sangat      besar.
- Serangan SYN, mengirimkan data TCP SYN      dengan alamat palsu.
- Serangan Teardrop, mengirimkan paket IP dengan nilai offsetyang      membingungkan.
- Serangan Smurf, mengirimkan paket ICMP      bervolume besar dengan alamat host lain.
- ICMP      Flooding

 
 Postingan
Postingan
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar